Ada satu karya
yang sangat fenomenal yang muncul pertama kali pada sekitar tahun 1930-an,
karya yang hadir oleh pertanyaan Syaikh Muhammad Basyumi Imron yang pada waktu
itu sebagai imam di kerajaan Borneo kepada Syakib Arselan, beliau bertanya
mengapa kaum Muslimin mundur dan tidak mengalami kemajuan sedangkan orang-orang
Barat mengalami kemajuan yang luar biasa?
Syakib Arselan,
salah seorang ulama dari Syria menjawab pertanyaan Syaikh Basyumi Imron
tersebut dengan menuliskannya menjadi sebuah buku yang berjudul Mengapa Kaum
Muslimin Mundur dan Orang Barat Maju (Limadza Ta-akharal Muslimun wa Limadza
Taqaddama Ghairuhum), dalam bukunya tersebut beliau menjelaskan bahwa diantara
sebab-sebab kemunduran kaum muslimin adalah yang pertama karena malas berusaha
dan berkarya, beliau menggambarkan seseorang tidak akan mungkin bisa maju jika
ia mengambil buah dengan tidak menanam, mengetam dengan tidak bersawah, memetik
hasil dengan tidak berusaha. Tidak berhak seseorang mendapatkan kemenangan jika
tidak berjuang, jika mendapatkan sesuatu dengan tidak ada sebab-sebab yang
dapat mendatangkannya, bahkan ini merupakan sesuatu yang menyalahi sunnatullah.
Faktor kedua
adalah karena kekurangan pengetahuan, dimana kekurangan pengetahuan justru
lebih memprihatinkan daripada kebodohan. Sebab orang yang bodoh apabila oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepadanya seorang guru maka ia bisa
tunduk dan menurut kepada guru dan tidak akan menyangkalnya. Akan tetapi jika
orang itu kekurangan pengetahuan atau dalam hal ini orang yang berpura-pura
mengerti dan pandai tapi sebenarnya tidak, maka ia tidak akan mengerti sama
sekali.
Faktor ketiga
adalah karena kerusakan akhlak, jika akhlak kaum muslimin baik akan memberikan
dampak positif kepada umat ini. Akan tetapi jika akhlak kaum muslimin buruk,
maka tentu akan memunculkan permasalahan di tubuh umat. Terutama, jika di
tengah-tengah umat diangkat pemimpin yang mementingkan dirinya sendiri, bergaya
hidup mewah dan hedon, membasmi orang-orang yang melawan kebijakan-kebijakannya,
dan tidak mau diberi nasihat. Maka, ini tentu akan menghancurkan fondasi keadilan
dan kesejahteraan umat.
Faktor keempat, sekaligus
faktor terakhir yang menjadi sebab kemunduran kaum Muslimin adalah karena ia penakut
dan pengecut. Ini menjadi salah satu alasan kuat kenapa kaum muslimin mundur,
karena mental kaum Muslimin adalah mental inferior, rendah diri, merasa lemah
dan tidak berdaya, menganggap bahwa orang-orang Barat sepenuhnya lebih maju. Seakan-akan
dengan kondisi kita sekarang tidak akan mengalami kemajuan lagi, padahal di
dalam Islam kita telah diajarkan agar walaa tahinu, jangan lemah,
apalagi memperlihatkan kelemahan. Walaa tahzanu, jangan sedih, wa
antumul-a’launa in kuntum mu’minin, karena kalian adalah umat yang mulia
jika kalian beriman.
Islam harus menjadi kebanggaan kita, menjadi alasan kuat
untuk kita terus melangkah maju ke depan, tanpa memedulikan dimana starting
point kita. Karena, orang yang lahir dari keturunan yang berada maupun
tidak berada sama-sama punya potensi untuk menjadi orang besar yang memberi
dampak positif. Sebab-sebab kemunduran yang telah dijelaskan ini, menjadi introspeksi bagi kita bersama agar terus melakukan pembenahan, menyembuhkan penyakit yang ada di tubuh umat agar ia bisa bangkit kembali.