Pagi pertama di
pondokan diisi dengan eksplorasi tempat wisata, destinasi pertama ke Watu
Payung. Jangan salah mengira dulu, yang mengajak ibu dukuh pondokan kami, meski
berangkatnya dengan anak ibu dukuh karena ibunya masih ngurus sesuatu.
Lumayan jauh,
tapi bagi orang sini mungkin biasa saja. Masyarakat yang tinggal di pedesaan,
mindset mereka jalan 3-6 kilometer biasa saja meski jalannya menanjak
sekalipun. Tapi bagi orang kota yang terbiasa dengan kendaraan, jalan kaki 1
kilometer pun mungkin dianggap jauh.
Manusia ketika
pertama kali diberikan pekerjaan berat, biasanya akan menganggap pekerjaan itu
berat. Akan tetapi ketika sudah rutin dilakukan, sudah terbiasa dikerjakan,
pekerjaan itu akan terasa ringan. Titik permasalahan ada pada setiap individu,
ketika kita ingin memahami sesuatu, ingin menguasai keterampilan tertentu, hal pertama
yang perlu dilakukan adalah konsisten dalam mempelajari dan menjalaninya. Ala bisa karena terbiasa,
kebiasaan itulah yang membentuk mindset.
Bagi warga desa,
melihat pemandangan yang menakjubkan mungkin biasa saja karena sudah menjadi obyek
yang sehari-hari mereka lihat. Tapi bagi warga kota itu luar biasa, karena
kesehariannya diisi dengan melihat bangunan tinggi sepanjang jalan, kemacetan,
bahkan melihat bintang saat malam hari pun tidak bisa karena tertutup oleh
polusi kota.
Desa selalu
menjadi destinasi liburan banyak orang, tempat untuk menenangkan diri, melepas
kepenatan. Watu Payung menjadi salah satu pilihan diantara banyaknya pilihan
wisata yang ada di Gunungkidul, DI Yogyakarta. Pemandangannya dari atas
menjangkau langit, kita dapat melihat hamparan sawah, sungai, bukit kecil yang
ada di depannya. Mungkin ia menjadi titik tertinggi diantara bukit lain yang
ada di sekitarnya.
Terbitnya sang
surya menjadi pertanda bagi manusia untuk segera bertebaran di muka bumi menjalankan
rutinitasnya. Sang surya konsisten dalam mengingatkan kita, tidak pernah telat
sepersekian detik dan tidak pernah pula lewat sepersekian detik. Kalau bahasa
sekarang, sangat akurat dan presisi. Bahkan robot buatan manusia pun tidak
dapat menyaingi, sebab terkadang robot butuh pengecekan rutin, ada maintenance nya. Itulah perbedaan apa
yang diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala
dengan apa yang dibuat oleh manusia. Kita (manusia) terbatas dalam membuat
sesuatu, sedangkan Allah subhanahu wa ta’ala
tidak. Adakah yang bisa menandingi ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala?