Diantara sekian banyak dampak positif yang timbul akibat kemajuan pengetahuan manusia, sayangnya, tidak bisa dipungkiri bahwa kita juga harus berjibaku dengan dampak negatif yang terus berkembang dan akan membawa malapetaka bagi kehidupan jika tidak diantisipasi dengan baik. Kini, kemampuan otak manusia dalam memproduksi komoditas justru sedikit demi sedikit membawa kita pada keruntuhan ekologis. Para pelaku kapitalisme ini menjadikan polusi semakin menjadi-jadi, deforestasi semakin membabi-buta, hingga air yang semakin tercemar oleh limbah.
Berbeda dengan sebelumnya, ada paham yang berkembang di India yakni jainisme yang agaknya bersifat transenden yang menuntut pada gaya hidup yang mereka namai sebagai jalan ahimsa (tanpa kekerasan). Artinya bahwa mereka menjalani hidup sebegai vegetarian dan penuh kehati-hatian dalam beraktivitas, terlebih jika itu berhubungan dengan makhluk hidup yang lain. Menjadi kesalahan besar bagi mereka jika manusia mengeksploitasi alam, tumbuhan, dan hewan.
Sebagai jalan tengah dari 2 paham sebelumnya, di dalam Islam, setiap orang diperkenankan untuk memanfaatkan dan mengkonsumsi apa yang tersedia di alam selagi itu halal dengan sesuai kebutuhannya dan tidak berlebih-lebihan. Oleh karena itu, kita diingatkan dengan ungkapan ولاتفسداوفى الارض, larangan untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Bahkan, jikalau terjadi kerusakan, maka بماكسبت ايدي الناس, kerusakan itu disebabkan oleh ulah manusia. Perbuatan yang berlebihan menyebabkan ketidakstabilan alam maka timbullah berbagai macam bencana yang akan dialami oleh manusia itu sendiri. Kalau di dalam ilmu fisika kita kenal dengan hukum entropi (ketidakteraturan).
Semakin tingginya aktivitas produksi yang dilakukan oleh manusia, maka akan dibutuhkan energi dan sumberdaya yang juga semakin banyak, yang berujung kepada peningkatan entropi alam semesta. Ketidakteraturan itu adalah hal yang rasional dan bisa dijelaskan melalui hukum entropi tadi, suatu saat nanti bumi dan alam semesta ini akan berada pada ujung ketidakteraturan yang kita kenal sebagai kiamat.
Apa yang bisa kita lakukan? Kembali lagi ke penggalan ayat yang berada di Al-Qur'an sebelumnya, bentuk ikhtiar terbaik yang bisa dilakukan oleh manusia adalah dengan mengkonsumsi dan menggunakan sesuatu sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebih-lebihan) sembari merawat dan melestarikan lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya. Paling tidak, dengan usaha itu kita bisa memperlambat entropi dalam pikiran dan pemahaman kita yang terbatas ini.
0 comments:
Post a Comment