Banyak pemuda yang tidak sadar
bahwa sebenarnya di diri mereka semua ada benih seorang pemimpin, tinggal
bagaimana mereka dapat merawatnya dan tumbuh dengan baik nantinya. Harus
disadari bahwa kepemimpinan yang secara sadar harus kita tumbuhkan sendiri.
Masalahnya sekarang adalah anak muda sekarang ternodai dengan
Hedonisme/Hura-hura & nafsu syahwat yang bergelora.
Jika kita mengulas sejarah pemuda
Islam di masa lalu, banyak di antara mereka yang di usia mudanya sudah diberikan
amanah & peran yang begitu besar. Sebut saja:
v
Al Arqaam
bin Abil Arqaam (12 thn) => Peran rahasianya dalam menggunakan rumahnya
sebagai basecamp Rasulullah SAW untuk berdakwah pada masa dakwah sirri, sembunyi-sembunyi.
v
Mushab
bin Umair (24 tahun) => Seorang remaja quraisy terkemuka , seorang yang
paling tampan , penuh dengan jiwa dan semangat kepemudaan. Diangkat
oleh Rasulullah SAW sebagai duta Islam pertama, utusan Rasul ke Madinah untuk
mengajarkan seluk beluk agama kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan
bai’at kepada Rasulullah di bukit Aqabah. Disamping itu Mushab juga mengajak
orang-orang lain untuk menganut agama Allah.
v
Said bin
Zaid (20 tahun) => Nama lengkapnya Said bin Zaid bin Amru bin Naufail bin
Abduluzza bin Al-Adwa. Di umurnya
yang masih tergolong muda itu, beliau diberikan amanah oleh Rasulullah SAW untuk memata-matai atau mengintai keberadaan
khalifah dan kekuatan lawan yang sedang dalam perjalanan dari negeri Syam.
Dalam tugas tersebut dia ditemani oleh sahabat Thalhah bin Ubaidillah.
Rasulullah biasanya merumuskan taktik dan strategi perang berdasarkan data
lapangan dari Said bin Zaid. Taktik dan strategi perang tersebut juga
dirumuskan oleh Rasulullah dalam rapat dengan para sahabat.
v
Thalhah
bin Ubaidillah (11 tahun) => Sahabat Rasulullah dan merupakan prajurit yang handal di medan
pertempuran, dia berasal dari suku Quraisy. Thalhah bin Ubaidillah mempunyai
nama lengkap Thalhah bin Abdullah bin Utsman bin Kaab bin Said. Dia merupakan
konsultan dan salah satu orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah.
v
Ali bin
Abi Thalib (8 tahun) => Ia adalah orang kedua yang menerima dakwah Islam,
setelah Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Sejak
itu ia selalu bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, taat kepadanya,
dan banyak menyaksikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam menerima wahyu.
Sebagai anak asuh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, ia banyak menimba
ilmu.
v
Umar bin
al Khatab (26 tahun) => Beliau dahulunya adalah sosok yang garang, ganas,
dan beringas. Menentang Nabi Muhammad SAW dan agama Islam dengan habis-habisan,
namun atas hidayah dari Allah SWT beliau kemudian mendadak masuk Islam saat
mendengarkan lantunan Al-Qur’an di rumah Siti Fatimah, adiknya. Ia kemudian
besar sebagai seorang Khalifah di zamannya.
v
Abdurrahman
bin Auf (30 tahun) => Beliau adalah seorang pedagang yang sangat sukses, dan
memperoleh keuntungan yang amat besar. Saat Rasulullah SAW membutuhkan dana
besar untuk menghadapi tentara Rum dalam perang tabuk, Beliau lah salah satu
pelopor dananya. Sosok yang rajin bersedekah.
Dari kisah di atas, patutlah kita
ambil hikmahnya bahwa seorang pemuda pun bisa menjadi seorang pemimpin, bisa
memegang amanah sekalipun itu besar buat orang seusianya.
Maka timbul lah sebuah pertanyaan,
“Mengapa harus ada pemimpin?”
Karena dengan keberadaan pemimpin lah maka keteraturan dapat tercapai. Pemimpin laksana otak yang kemudian mengirimkan pesan ke anggota badan lain untuk bekerja. Namun tak jarang keputusan yang diambil seorang pemimpin membuat anggota lainnya kecewa alias salah dalam bertindak, justru disitulah seorang anggota harus menutupi/mengatasi dampak buruknya. Agar tercipta keserasian antara pemimpin dan yang dipimpin.
Karena dengan keberadaan pemimpin lah maka keteraturan dapat tercapai. Pemimpin laksana otak yang kemudian mengirimkan pesan ke anggota badan lain untuk bekerja. Namun tak jarang keputusan yang diambil seorang pemimpin membuat anggota lainnya kecewa alias salah dalam bertindak, justru disitulah seorang anggota harus menutupi/mengatasi dampak buruknya. Agar tercipta keserasian antara pemimpin dan yang dipimpin.
Seorang pemimpin yang muda harus
berinisiatif dalam menyikapi problema yang ada, untuk menjadi seorang pemimpin
harus punya tanggung jawab yang berasal dari perasaan resah terhadap masalah
yang dihadapi di sekitarnya.
“Ketika kalian menjadi pemimpin,
perhatikanlah di sekitar kalian.”
Untuk menjadi seorang pemimpin di
usia muda, anda harus mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Anda
harus memiliki daya pengaruh (karisma) yang kuat. Karisma tersebut terbentuk
dari kekuatan ruh kita sendiri, yakni dalam bentuk shalat, tilawah, dan
perwujudan lain yang senantiasa dekat kepada Allah.
Sebagai seorang pemimpin juga harus
memiliki akhlak yang baik (Integritas) serta kapasitas (kompetensi). Harus
punya pengetahuan yang memadai, tentu pengetahuan itu didapat dari rajin
membacara (mempunyai referensi/pemahaman yang luas).
“Sadarilah, bahwa anda adalah seorang
pemimpin.”
Namun, yang juga menjadi masalah
saat ini adalah orang cenderung membaca apa yang dia senang/suka untuk baca,
novel misalnya. Cara seperti ini juga harus diubah, karena untuk menjadi
seorang pemimpin harus memiliki pemahaman yang luas maka saat membaca pun harus
dengan bacaan yang dibutuhkan, seperti buku dalam bidang politik, sosial,
hukum, dan lain sebagainya meskipun usia anda belum layak untuk itu. Namun
karena anda adalah seorang pemimpin di masa yang akan datang kelak, maka anda
wajib mempelajarinya mulai dini.
“Janganlah berkecil hati dengan apa yang
anda miliki sekarang, tapi pikir lah apa yang akan anda dapatkan di masa yang akan datang.”
Tugas pemuda Islam kini ialah
menjadi penghubung antara realita & idealita tersebut.
Pemuda Islam dalam sebagai pilar
kebangkitan umat haruslah memiliki modal keahlian (capital skiil) yang mumpuni
guna menghadapi tantangan dan rintangan masa depan, antara lain :
1)
Kekuatan Ruhiyah (Spiritual)-Filtering
2)
Kecerdasan pemikiran (Sciences & Language)
3)
Pengusaan Lapangan (Networking)
4)
Visi yang jelas dan terarah (Visionable)
5)
Siap bekerja sama dalam tim (Tim Working)
Sadarilah bahwa peran pemuda (anda)
dalam Islam & Bangsa ini amatlah sangat besar. Jadilah kalian pemuda Islam
sebagai khalifah di muka bumi ini, jangan biarkan orang-orang kafir itu menjadi
pemimpin.
“Kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang
tersisa.”
Akhir kata, saya tutup dengan
kutipan oleh Ibnu Malik dalam Nadzam Al-Fiyyah Ibn Malik:
ومايلى المضاف يأتي خلفا # عنه فى الإعراب إذا ما حذف
“Pemuda itu menjadi generasi
penerus bagi perjuangan para pemimpin bangsa saat ini, dikala mereka dipanggil
untuk menghadap keharibaan Allah Swt”
Wallahua’lam
bisshawab..