Tuesday, September 29, 2020
Kapurung
Thursday, September 24, 2020
Potret Kampung
Wednesday, September 23, 2020
Berislam pada Tingkat Intelektual
Monday, September 21, 2020
Rumah Panggung
Monday, September 14, 2020
Keadilan Sosial
Thursday, September 10, 2020
Data Seluler dan WIFI
Wednesday, September 9, 2020
Terperangkap dalam Status Quo
Pada tahun 1911 Marsekal Ferdinand
Foch, seorang expert dalam bidang militer Perancis dan komandan perang
dunia I mengatakan bahwa Les avions sont des jouets interessants mais n’ont
aucune utilite militaire, pesawat terbang memang mainan menarik tetapi
tidak ada nilainya secara militer. Argumen serupa juga hadir bahkan menjadi
bahan tertawaan orang-orang dikala Orville dan Wilbur Wright tengah sibuk dalam
menguji ide percobaan pesawat terbang pertama kali pada 30 Mei 1899. Akan
tetapi, saat Wright bersaudara membuktikan bahwa benda yang lebih berat dari
udara bisa terbang atau saat Amerika mulai masif dalam menggunakan pesawat
dalam perang, barulah tawa lugu berhenti dan pikiran lama berganti. Dari dua
cerita ini paling tidak kita bisa mengambil pelajaran, yang pertama bahwa tidak
selalu seseorang yang punya status sosial yang tinggi di tengah masyarakat
memiliki pendapat yang terjamin kebenarannya, ia tetap akan dihadapkan pada
realitas dan konsep baru yang lebih segar. Kedua, para pemikir yang mengubah
tatanan kehidupan dunia selalu berawal dari pemikiran-pemikiran out of the
box, ide-ide yang muncul melampaui zamannya, maka jangan menyepelekan
ide-ide yang barangkali menurut kita konyol atau aneh pada masa kini.
Perubahan akan terus terjadi seiring
berjalannya waktu dan di masa kini teknologi menjadi topik yang sangat hangat,
juga memiliki tingkat perubahan yang sangat cepat dan eksponensial. MIT
Sloan Management Review dalam salah satu studi digital bisnisnya (2016) menunjukkan
bahwa 87% para eksekutif mengatakan teknologi digital akan mengganggu
kelangsungan industri mereka, tetapi hanya 44% yang mengatakan perusahaan
mereka melakukan cukup persiapan untuk menghadapi teknologi digital. Nokia
sebagai perusahaan besar yang sangat populer pada masanya bahkan menjadi salah
satu korban akibat minimnya inovasi, tidak mampu bersaing dengan teknologi lain
yang menawarkan fitur yang semakin canggih.
Kurva tingkat perubahan teknologi
melampaui tingkat perubahan yang mampu dilakukan oleh individu, sektor bisnis
dan kebijakan publik. Artinya bahwa teknologi yang kita gunakan sekarang ini,
bisa jadi akan berbeda total dengan teknologi yang ada pada tahun depan.
Disruption, demikian istilah yang diungkapkan
oleh Rhenald Kasali dalam merespon fenomena perubahan besar-besaran yang
dialami oleh banyak industri saat ini. Kita menyaksikan banyak terobosan baru
yang digagas lewat cara baru, peradaban kita berpindah dari dunia industri ke dunia
digital. Rhenald Kasali di dalam bukunya The Great Shifting mengatakan
bahwa, disruption telah menimbulkan peristiwa-peristiwa shifting yang
tak kecil. Namun, disruption tak hanya menimbulkan efek shifting, melainkan
juga efek psikologis yang besar bagi mereka yang pelanggan-pelanggannya
berpindah. Masih ingat dengan cerita driver Gojek di awal-awal
perintisannya? Banyak dari mereka yang di-bully oleh ojek pengkolan karena
dianggap menarik pelanggan mereka.
Bisa dibayangkan jika para ojek
pengkolan masih ngotot untuk mempertahankan cara mereka dalam menggaet
konsumen, maka pastinya mereka akan tenggelam oleh platform yang menawarkan
cara baru yang lebih fleksibel, murah, dan nyaman bagi konsumen. Sehingga pilihannya,
mau tidak mau harus beradaptasi dengan cara-cara baru.
Dalam setiap era, para pemenang
hadir dengan inovasinya, mereka menawarkan ide-ide out of the box yang
belum pernah ada sebelumnya. Yang kalah tentunya adalah mereka yang tidak mau
keluar dari zona nyaman, terperangkap dalam status quo. Ke depan jika
kita ingin bersaing, berinovasilah.