Nama saya Iyas Muzani, lahir di
Sungguminasa, kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan pada 10 Juli 1998. Saat ini saya sedang
menginjak jenjang pendidikan tingkat menengah atas, usia yang pada umumnya banyak
membuat para siswa cemas dan risau dalam menentukan karier dan memulai langkah
yang lebih besar kedepannya. Bukan apanya, salah dalam menentukan jurusan di
jenjang perkuliahan bisa berakibat fatal terhadap kehidupan kita di masa depan
yang akan datang.
Tidak bermaksud merendahkan jurusan lain
ataupun kualitas seseorang, akan tetapi apa yang terjadi sekarang ini, banyak
siswa yang memilih jurusan hanya karena ia melihat dari sisi citranya saja, tanpa mempertimbangkan aspek lain,
seperti bakat dan minatnya secara pribadi. Bahkan banyak pula di antara mereka
yang memilih jurusan karena keinginan orang tua, padahal jika sang anak tidak
memiliki kompeten dan bakat sama sekali di bidang yang orang tuanya inginkan
pada akhirnya hanya berdampak negatif terhadap kondisi sang anak. Bukannya
ingin menyalahkan keinginan orang tua, akan tetapi jika orang tua benar-benar
ingin melihat anaknya sukses dan gemilang, sepatutnya ia mendukung penuh
keinginan anaknya sesuai dengan bakat yang ia miliki. Jangan hanya karena
gengsi atas perbedaan profesi sehingga orang tua memaksakan kehendaknya agar eksistensi
keluarganya terlihat hebat di mata orang lain, padahal sang anak dihantam
dengan berbagai tekanan sana-sini karena begitu susahnya ia memahami pelajaran
yang bahkan ia sama sekali tidak minat terhadapnya, dan hasilnya pun tidak
memuaskan.
Pola pemikiran seperti inilah yang perlu
untuk kita perbaiki bersama-sama, tidak ada yang tidak bagus dari jurusan yang
ada di perkuliahan, semuanya sama-sama berprospek asalkan kita tekun dalam
menjalaninya.
Indonesia sendiri dengan beraneka ragam
sumber daya alamnya memberikan potensi yang luar biasa terhadap kemajuan
bangsa, apabila kita memanfaatkan sebaik-baiknya untuk bangsa ini,
tergantung bagaimana sumber daya manusia yang mengolahnya, apakah kita masih
mengandalkan pemikir-pemikir dari luar negeri atau memberikan kesempatan yang
sangat besar kepada para peneliti lokal kita sendiri. Untuk menjadi bangsa yang
besar dan sejajar dengan negara-negara maju lainnya di dunia, kita perlu
menaruh perhatian dan mendukung total kegiatan-kegiatan riset yang ada di
Indonesia ini, sudah saatnya kita mandiri dalam mengelola kekayaan alam
terlepas dari bantuan dan intervensi bangsa asing. Apalagi jika dilihat dari
prestasi gemilang siswa Indonesia di kancah Internasional yang banyak
memberikan sumbangsih besar dan menorehkan prestasi yang luar biasa, tidak
kalah dengan negara maju lain yang ada di dunia. Potensi inilah yang perlu
untuk kita kembangkan, kita harus yakin dengan apa yang kita miliki.
Adanya keinginan yang sangat besar oleh
saya untuk lebih menekuni dunia riset membuka pikiran saya untuk memberikan
perhatian serius kepada perkembangan nuklir. Walaupun persepsi masyarakat
Indonesia kebanyakan berpikiran bahwa nuklir hanya dapat digunakan sebagai bom
dan bahan peledak saja. Dibanding dengan negara lain kita sangat jauh
tertinggal dari pemanfaatan energi nuklir tersebut, padahal ketersediaan
uranium di tanah kita ini sangatlah berlimpah dan banyak diincar oleh pihak
asing, menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Indonesia memiliki 60 ribu ton cadangan uranium dan Kalimantan Barat menjadi salah satu wilayah yang paling potensial (data Mei 2014). Keberadaan BATAN dengan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dibantu dengan
perguruan tinggi negeri dengan jurusan teknik nuklirnya yakni Universitas
Gadjah Mada memberikan harapan besar buat Indonesia dalam mengembangkan
teknologi nuklir di Indonesia.
Minimnya wadah dalam menampung
pelajar-pelajar di Indonesia dalam menekuni ilmu nuklir inilah yang membuka
pikiran saya dan menaruh harapan besar untuk menjadi peneliti di bidang energi
dan teknologi nuklir. Apalagi saat ini Indonesia tengah mengupayakan dalam
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.
0 comments:
Post a Comment