Terkadang,
beberapa dari mahasiswa ketika menghadapi berbagai kegiatan yang
padat, hanya mampu mengusahakan untuk menghadiri semua tanpa adanya
manajemen waktu yang baik. Padahal jika kita menjalankan seluruh aktivitas
tersebut yang diperlukan adalah bagaimana kita mampu memanfaatkan waktu 24 jam
itu dengan seoptimal mungkin agar tidak terjadi penumpukan pengerjaan nantinya.
Pengertian Manajemen waktu menurut beberapa pakar adalah menyelesaikan sesuatu
dengan lebih cepat dan bekerja lebih cerdas (Davidson, 2001). Menurut Orr
(Dalam Saputro, 2006) manajemen waktu diartikan sebagai penggunaan waktu
seefisien dan seefektif mungkin untuk memperoleh waktu maksimal. Dari beberapa pengertian
tersebut tentu kita dapat menyimpulkan bahwa pada intinya tiap waktu yang kita
peroleh harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menyelesaikan sesuatu, jangan terlalu
banyak bersantai, apalagi bermalas-malasan. Manusia yang cerdas ialah mereka
yang dapat memanfaatkan tiap waktunya dengan baik dan bermanfaat buat orang
lain maupun dirinya sendiri.
Kita
mesti memprioritaskan sesuatu yang penting dan mendesak dulu ketimbang yang
lain yang tidak begitu mendesak. Dengan posisi kita sebagai mahasiswa sekarang
ini, tentu yang harus diprioritaskan ialah kuliah dibanding dengan aktivitas
lain seperti organisasi. Ahmad Sony Alta (2015) mengatakan bahwa kita mesti
membedakan antara agama, kuliah, organisasi dan hobi. Jangan terlalu banyak
ikut organisasi, fokus pada satu pekerjaan sebelum mengerjakan pekerjaan
lainnya, dan sebisa mungkin mengatur waktu di luar kuliah. Cara agar dapat
memanfaatkan waktu menurut beliau ialah dengan membuat skala prioritas, deadline terdekat harus diselesaikan
terlebih dahulu. Sedangkan menurut Fathurrahman Setiawan (2015), ia mengatakan
bahwa aktivitas kuliah adalah prioritas utama kita sebagai mahasiswa. Tapi
karena kegiatan kuliah tidak begitu lama, sehingga kita juga perlu memanfaatkan
waktu untuk mencari pengalaman, salah satunya dengan berorganisasi, untuk
manajemen waktunya sendiri, apapun yang bisa dikerjakan maka kerjakan, jangan
menunda-nunda dan jangan menumpuk pekerjaan karena justru akan berdampak kepada
kita pribadi.
Pada
intinya bahwa kita jangan menghabiskan waktu kita hanya dengan bermalas-malasan,
jangan sampai kita menyesal nantinya. Sekarang kita mesti mengubah pola hidup,
menjadi manusia produktif dengan tiap waktu yang digunakan dapat bermanfaat
bagi orang lain. Waktu itu relatif, tergantung dari perbandingannya, kita
merasa menunggu bis selama 5 menit begitu lama, tapi bermain bola dengan waktu
yang sama begitu cepat, ini semua tergantung dari pribadi sendiri.
Iyas Muzani, 6 Oktober 2015