Beberapa hari yang lalu kita turut berbahagia atas prestasi yang
diperoleh timnas Indonesia di piala AFF U-22, sebuah prestasi yang menjadi momentum
perbaikan sepakbola Indonesia di tengah sorotan tajam kepada PSSI akibat berbagai
kasus yang melanda. Masyarakat Indonesia rindu akan prestasi, sepakbola adalah
permainan olah fisik bukan olah politik. Meminjam motto dari tim sepakbola
Barcelona FC “mus que un club” lebih
dari sekedar klub sepakbola, bahwa memang benar jika tim sepakbola itu bukan
hanya sekedar klub sebab di balik itu semua ada ambisi serta doa.
Tentang sepakbola, ia bukan sekedar olahraga namun juga telah menjadi
sumber kehidupan bagi sebagian orang, menjadi hiburan bagi masyarakat, dan menjadi ikon pemersatu bangsa terlebih jika tim nasional bermain. Negara
kita tercinta Indonesia ini menjadi negara penggila sepakbola nomor dua di
dunia, dalam penelitian yang dilakukan oleh Nielsen Sport (2017) 77% penduduk
Indonesia memiliki ketertarikan pada olahraga si kulit bulat, terutama ketika
menyaksikan Timnas Indonesia berlaga. Dalam hal persentase ketertarikan seluruh
populasi negara pada sepak bola, Indonesia hanya kalah dari Nigeria dengan
persentasi 83%. Yang menjadi menarik adalah jumlah penduduk Indonesia yang tertarik
dengan sepak bola ternyata tidak berbanding lurus dengan tingkat partisipasi
para warganya yang turun ke lapangan dan memainkan olahraga tersebut. Tercatat
hanya 17% penduduk Indonesia yang aktif bermain sepak bola, setidaknya satu
pekan sekali. Kondisi itu menjadikan Indonesia ada pada urutan ke-22 dari 34
negara yang disurvei. Nigeria menjadi negara dengan partisipasi tertinggi,
dimana tercatat 65% penduduk negara tersebut memainkan olahraga yang memiliki
kejuaraan bergengsi yang digelar empat tahun sekali.
Sepak bola menjadi olah raga favorit hampir setiap kalangan mulai dari
anak-anak hingga orang tua di setiap wilayah yang ada di Indonesia. Saya
menjadi teringat dengan masa kecil saya yang hampir setiap sorenya diisi dengan
bermain sepakbola, tidak mesti main di lapangan bola atau kalau yang sekarang sedang
menjamur lapangan futsal. Tapi pekarangan rumah, jalanan aspal di terminal,
hingga lahan sawah yang tidak sedang ditanami pun kami jadikan lapangan untuk
bisa bermain bola. Pernah suatu ketika waktu SD ada seleksi tim sepakbola yang
akan mewakili kecamatan di turnamen kabupaten, saya coba ikut seleksinya dan saking
seriusnya agar bisa terpilih, salah satu doa yang selalu saya panjatkan setelah
shalat adalah agar bisa lolos seleksi ini. Alhasil saya lolos di tingkat SD,
meskipun demikian saya tidak melanjutkan ke tingkat kecamatan karena ada alasan
tertentu.
Itulah saya ketika masa kecil, selalu
ambisius jika ada persaingan dengan orang lain termasuk ketika bicara tentang
sepakbola. Pindah ke SMP, masuk ke kelas akselerasi yang kegiatan akademiknya
sangat padat tidak menyurutkan saya untuk bermain bola, bahkan di kelas
akselerasi ini dari 10 laki-laki 8 diantaranya punya minat yang sama dengan
saya. Suatu waktu di sekolah ada turnamen sepakbola antar kelas, kelas kami
ikut dan di akhir turnamen menjadi juara 2, kelas akselerasi pertama yang mampu
bersaing dengan kelas reguler. Tidak cukup sampai disitu, di akhir masa SMP saat
dilaksanakan porseni di sekolah, saya ingat betul momennya bersamaan dengan
waktu persiapan ujian sekolah dan ujian praktek, saya dan teman-teman yang lain
tetap saja ikut porseni dan akhirnya menjadi juara 1. Kalau bisa dibilang,
angkatan aksel saya menjadi angkatan “terbengal”, meskipun begitu insyaAllah
akademik tidak dilupakan. Dan terakhir ketika lanjut ke SMA, hobi saya masih
bisa tersalurkan, meskipun tidak ikut ekstrakurikuler futsal, tapi masih bisa berprestasi
dan menjadi juara 1 lewat turnamen futsal Rohis se-kota Makassar.
Itulah masa kecil saya, dekat dengan sepakbola bahkan sampai saat ini
meskipun tidak seintens dulu. Besar harapan ini, Indonesia bisa menjadi negara
yang diperhitungkan tim sepakbolanya di dunia. Sepakbola kita tidak sekedar
untuk hiburan namun juga menjadi jalan perjuangan dan persatuan. Teruslah berprestasi
sepakbola Indonesia.
Referensi:
1.
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20171219204103-142-263606/indonesia-negara-penggila-sepak-bola-nomor-dua-di-dunia,
diakses pada 28 Februari 2019.
0 comments:
Post a Comment