Ahlan WA Sahlan ya Ramadhan,
Bulan
suci umat Islam telah tiba, kehadirannya memberikan semangat islami yang baru. Ikhwan
dan Akhwat yang sebelumnya disibukkan oleh aktivitas kantor maupun sekolah kini
menghentikannya sejenak untuk beribadah intensif dalam sebulan penuh, ini
dilakukan hanya semata-mata ingin mencapai fitrahnya. Betapa harunya kita melihat saudara seiman
kita sampai saat ini masih memperlihatkan jati dirinya sebagai seorang muslim
dan Insya Allah di hadapannya nampak seorang Al Mukminun.
Hati
terasa sejuk saat berada di sekitar mereka yang berlomba-lomba mengisi saf terdepan
shalat berjamaah di masjid. Jiwa terasa bergetar saat saudara kita yang kurang
mampu menginfaqkan hartanya demi meraih pahala, sedang ia sendiri tak tahu harus
berbuka apa. Mata terasa ingin menitihkan airnya saat melihat seorang bapak
yang dari paginya bekerja mencari sebotol air mineral bekas hingga waktu buka tiba
hanya karena ingin membelikan anaknya segelas es buah segar. Mereka dengan
segala keterbatasan ekonomi masih memiliki semangat untuk beribadah, mereka
masih mewarisi semangat dalam berlomba-lomba dalam kebaikan “Fastabiqul Khoirat”. Sedang kita yang sehari-harinya
disejukkan dengan dinginnya ruangan yang ber-AC, nikmatnya makanan dan minuman saat
perut terasa lapar – dahaga dan berlimpahnya harta yang terisi penuh di brankas,
apakah kita masih bisu akan beribadah dan meraih amalan-amalanNya?
Sampai
kapankah kita ingin menjadi umat duniawi, hingga memalingkan muka akan
kehidupan akhirat nanti? Akankah bulan suci Ramadhan ini menjadi pengubah hidup
kita kedepannya? Menjadikan kita hamba rabbani bukan hamba Ramadhani, menjadikan kita hamba yang ingin beribadah
semata-mata karena Allah dan bukan karena ingin terlihat religius di mata
hambaNya. Syukron, jazakallahu khairan katsiran wa jazakumullah ahsanul jaza.
Kutulis dalam menangis, semoga menjadi pengingat
yang terwaris
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
0 comments:
Post a Comment