Penyebab ketidaknyamanan hidup adalah kegagalan mendapatkan keinginan-keinginan
duniawi dan di dunia tak ada kenyamanan yang permanen kecuali buat orang arif
yang hanya disibukkan oleh ridha kekasihnya dan menghadap perbekalan untuk
menghadap kepada-Nya. Karena, jika memperoleh kelapangan ia akan menggunakannya
untuk mewujudkan tujuan akhiratnya dan bila menemui kesempitan ia akan bersabar
menghadapinya agar mendapatkan pahalanya. Orang arif seperti ini akan ridha
pada seluruh apa yang terjadi, dan ia meyakininya sebagai ketetapan Pencipta
dan sesuatu yang dikehendaki-Nya, seperti yang dikatakan seorang penyair:
“Jika
kepuasanmu terletak pada begadangku, Maka selamat tinggal kuucapkan pada
kantukku.”
Orang yang
memburu ambisi duniawinya akan selalu resah dan gelisah karena kegagalan
cita-cita dan jauhnya sesuatu yang diidam-idamkannya.
Bila miskin ia
akan bersedih dan jika kaya ia akan gelisah. Penyebabnya adalah ia terkangkangi
oleh tujuan hidupnya dan hawa nafsunya.
Alangkah indah
pertanyaan al-Hashri, “Apa yang mesti menyedihkanku? Dan apa yang kumiliki?”
Ini adalah perkataan seorang arif, karena jika ia merenungkan hakikat
kepemilikan, ia akan melihat dirinya sebagai seorang hamba yang digerakkan oleh
Majikannya. Karena itu, protesnya tidak berdasar sama sekali dan ambisinya pada
hal lain yang tidak dikehendaki Tuhannya adalah sebuah bentuk kelancangan.
Siapakah kita
hingga kita berani mengatakan sesuatu terhadap-Nya? Terlebih lagi Dia telah
berjanji kepada kita untuk memberi kita pahala yang berlimpah serta keabadian
dalam kenikmatan yang tidak bertepi.
Walaupun
demikian, untuk sampai ke tujuan seseorang wajib bersabar dan keletihan karena
perjalanan akan langsung lenyap saat kota tujuan telah ada di depan mata. Oleh
sebab itu, sabar dan sabarlah, wahai kaki para pemula, karena tempat istirahat
di tengah jalan telah terlihat! Gembiralah dan gembiralah, wahai orang-orang
yang telah tiba di tengah perjalanan, karena tenda-tenda telah dipasang!
Bahagialah dan bahagialah, wahai orang-orang arif, karena kalian telah
mendapatkan apa yang kalian cita-citakan!
Demi Allah,
seluruh beban yang memberatkan telah lenyap dari diri kalian dan pengetahuan
kalian sang Pemberi cobaan telah melahirkan kelezatan yang diiringi dengan
segarnya air kebahagiaan dan rasa pahit pun telah hilang dari mulut kalian.
Khayalkanlah dekatnya masa berdialog langsung dengan Rabb, kesenangan karena
ada dihadapan-Nya serta beredarnya cawan-cawan rida di tangan kalian, karena
matahari dunia tak lama lagi akan terbenam.
0 comments:
Post a Comment