Massenrempulu berarti menyusur gunung, karena bisa
dikatakan hampir seluruh wilayahnya didominasi gunung maupun bukit.
Massenrempulu memiliki topografi yang khas di Sulawesi
Selatan, sebab Massenrempulu atau sekarang dikenal sebagai Kabupaten Enrekang
ini sama sekali tidak memiliki wilayah pantai. Mengapa khas? Karena hampir tiap
daerah di Sulawesi Selatan memiliki pantai.
Kita kenal Sulawesi Selatan kaya akan hasil laut, tapi
berbeda dengan Massenrempulu, makanan sehari-hari mereka bukan ikan tapi
dangke.
Dangke menjadi kebanggaan masyarakat Massenrempulu,
bahkan Indonesia. Sebab inilah keju yang berasal dari Indonesia.
Massenrempulu tidak sekedar dangke, tempat ini juga kaya
akan hasil pertaniannya. Bawang merah yang dihasilkan oleh para petani Bumi Massenrempulu
ini memiliki produksi yang tertinggi di Indonesia (Median Maret dan April
2017).
Hamparan sawah yang membentang luas, deretan gunung yang
tak bosan dipandang oleh mata, adalah
panorama keindahan yang sulit kita temukan di perkotaan, menghilangkan rasa penat,
jenuh, dan menyegarkan pikiran atas aktivitas kuliah yang padat dengan hawa lingkungannya
yang sejuk.
Satu lagi yang saya ingat, di Bumi Massenrempulu ada
satu desa yang juga cukup terkenal, desa Bone-bone, desa bebas rokok dalam 11
tahun terakhir, menjadi desa bebas rokok pertama di dunia.
Tidak usah khawatir jika ingin kesana, masyarakatnya
murah senyum dan ramah. Satu hal yang paling berkesan dengan masyarakat disana
adalah ikatan kekerabatannya yang begitu kuat, semangat kegotongroyongan inilah
yang mempersatukan masyarakatnya.
Massenrempulu, tempat ini selalu menghadirkan rasa rindu
untuk selalu mengunjunginya di masa liburan ramadhan tiap tahun. Singkat, namun
penuh kesan.
Tidak ada alasan bagi kita untuk mengabaikan salah satu
daerah dengan potensi alam yang melimpah ini J
0 comments:
Post a Comment