Negeri ini unik,
beberapa hari yang lalu masih hangat di telinga kita berita tentang penyerangan
asatidz/ulama di beberapa masjid yang diklaim ulah orang gila. Kejadiannya
berulang dengan waktu yang berdekatan. Logikanya, bagaimana bisa orang yang
gila kompak melakukan tindakan seperti itu dalam waktu yang berdekatan?
Beberapa hari
yang lalu dapat informasi dari ustadz saya, kalau di pondok pesantren nya (SMA)
ada orang yang mencari siapa ustadz/pimpinan pondok disana. Pas dirazia, di
dalam tasnya ada golok. Di masjid Baiturrahim Condongcatur, beberapa hari yang
lalu juga didatangi orang gila yang berkeliaran di sekitar masjid. Tapi
alhamdulillah tidak ada kejadian yang tidak diharapkan terjadi.
Terlalu banyak
keanehan yang terus kita biarkan, masyarakat menjadi semakin tidak percaya
kepada para penegak hukum. Kriminalisasi ulama, para asatidz dibungkam suaranya,
perlakuan berbeda antar satu dengan lainnya. Tidak salah jika kemudian kita
berasumsi bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini, by design. Ada
sekelompok orang yang mencari kepentingan.
Benar kata
ustadz Tengku Zulkarnain, ada sekelompok orang yang menginginkan umat ini
menjauh dari agamanya, menjadi takut datang ke masjid, dan ini semua ada
hubungannya dengan pemilu tahun depan. Padahal, apa salahnya jika kita
mengikuti apa yang kita yakini? Dan itu dijamin oleh undang-undang. Seakan-akan
negeri ini tidak boleh dipimpin oleh orang bejenggot, tidak bisa dipimpin oleh
mereka yang religius.
Bersyukurlah
kita hari ini, bangsa kita tumbuh sebagai tempat yang mampu merangkul berbagai
macam golongan. Enam agama yang diakui oleh negara dijamin hak nya oleh
undang-undang. Kita bisa hidup rukun meskipun berbeda, dan kita mesti menjaga
ini.
Bayangkan,
bagaimana rasanya umat Islam yang tinggal di bawah kepemimpinan di Amerika
Serikat, dibawah kepemimpinan Donald Trump? Yang saat kampanye dengan tegas
menyatakan sikap anti Islam nya.
Intinya, bukan
tentang golongan siapa yang berhak menjadi pemimpin nantinya. Tapi tentang
sosok yang mampu mengembalikan bangsa ini kepada khitahnya, berlaku adil kepada
setiap golongan, tegas terhadap segala bentuk penjajahan. Dan kita sebagai
warga negara yang baik mesti cerdas dalam memilih pemimpin, kasus yang ada
sekarang jangan sampai terulang kembali.
Persatuan umat
mutlak menjadi seruan bersama, hilangkan sekat perbedaan yang ada, kita melebur
menjadi umat Islam yang rindu akan pemimpin yang dengan ucapannya memberikan
kenyamanan dan menyejukkan hati serta kebijakannya yang menenteramkan pikiran.
0 comments:
Post a Comment