Antum liat
air? Lembut, salah satu ciri air ini tidak pernah berhenti bergerak &
gerakan air itu bisa mengambil semua pola, bisa tenang, bisa mengalir terus
seperti riang, bisa juga menjadi gelombang dan bisa menciptakan badai. Dia bisa
menghancurkan benda keras dan dia juga bisa menjadi tempat mendapatkan
inspirasi, itulah air. Dan sekarang kita gunakan filosofi ini untuk bergerak.
Air jika
dibendung, ia tidak menabrak bendungan itu tapi ia naik ke atas, kalau ia terus
mengalir suatu waktu ia akan melampaui bendungan itu yang membatasi geraknya. Karena
dia tidak pernah berhenti bergerak, pada akhirnya orang tidak akan kuat melawan
gerakan air itu. Ia adalah paduan antara kelembutan dan kekerasan, dan kalau
kita membawa ke kehidupan sehari-hari, di mana Islam sebagai agama kepercayaan
mayoritas di Indonesia bahkan acap kali diisukan sebagai agama penuh kekerasan
oleh umatnya sendiri. Sebut saja ‘ROHIS’ yang pada beberapa tahun silam
diisukan sebagai wadah teroris, sedih kita mendengarnya. Padahal ia, ‘ROHIS’ landasannya
cukup jelas, sebagai pembentuk karakter kuat pemuda Islam, melahirkan Agen
perubah (Anashirut taghyir) yang
diharapkan nantinya bakal menjadi pembela di tengah maraknya tindak dzalim. Dengan
permasalahan yang dihadapi ini, ‘ROHIS’ tidak perlu terbawa oleh arus pandangan
mereka yang ‘Islamphobia’, sebaliknya
ia harus tetap pada arus yang ia buat sendiri, arus yang ada sejak di hulu agar
sampai ke hilir dengan hamasah (penuh
semangat). Buatlah gebrakan-gebrakan yang menghancurkan bendungan kedzaliman
itu.
Ikhwah Fillah, La taqul ful qabla
an yashbaha fil makyul. Jangan pernah berhenti berusaha sebelum semuanya
berakhir. Maka saudaraku sekalian, ishbiru washobiru warobithu wat-taqullah
la'allakum tuflihun. Bersabarlah dan kuatkan kesabaran dan rapatkan barisan dan
bertakwalah, agar kamu sekalian beruntung.
0 comments:
Post a Comment