Oleh: Habib
Salim Segaf Al-Jufri, Senin 20 April 2020
Ramadhan merupakan tamu agung, kalau di rumah
kita kedatangan tamu yang sangat kita muliakan, masyarakat akan sangat bangga
jika rumahnya didatangi tamu tersebut, pasti persiapannya sangat matang karena
manusia yang akan datang sangat dimuliakan sekali. Kalau tamu yang bahkan kita
perlu mempersiapkan uang untung menanti kedatangannya itu disiapkan sangat matang, apalagi jika tamu yang
ia mampu memberikan kita kebahagiaan hingga akhirat, yakni tamu bulan ramadhan.
Dalam menyambut ramadhan ini, program apa yang akan kita buat kepada keluarga
dan masyarakat? Semoga kita semua merasakan rindu dan bahagia ingin berjumpa
dengan bulan suci Ramadhan dan semoga bulan Ramadhan juga rindu kepada kita,
namun naudzubillah ada juga orang yang justru menjadikan bulan suci
ramadhan sebagai beban. Ada banyak hikmah yang bisa kita peroleh dalam bulan
suci Ramadhan, sebagaimana perjalanan yang terus berhenti dalam setiap titik
pemberhentian, ramadhan merupakan salah satu tempat untuk menambah bekal kita
untuk melanjutkan perjalanan ini.
Fuqoro wal masakin, ketika orang berpuasa
akan muncul sikap itsar dan saling berbagi, ada perhatian lebih yang diberikan kepada saudara kita yang kesulitan. Juga saat berpuasa kita dilatih untuk jujur, karena ia
yakin Allah menyaksikannya. Bayangkan jika perasaan ini juga terbawa selepas
ramadhan? Tentunya orang tadi tidak akan berbuat maksiat, ketika mau berbuat
maksiat maka hatinya akan mengatakan bahwa Allah akan senantiasa melihat kamu. Semoga
kita terus istiqomah, la allakum tattaqun, agar engkau menjadi orang-orang
yang bertakwa. Sayyidina Ali RA mendefinisikan takwa sebagai al khoufu minal
jalil, wal ‘amalu bit tanzil, al-qona’atu bil qalil, al-isti’dadu li yaumir
rakhil. Yang pertama adalah takwa itu akan menjadikan seseorang merasa
takut kepada Allah yang memiliki sifat jalal), kedua adalah beramal dengan
dasar Al-Qur’an, ketiga adalah menerima qona’ah terhadap yang sedikit, dan keempat
adalah selalu siap untuk kembali kepada Allah, menghadapi perpindahan dari alam
dunia ke alam akhirat. Kalau engkau punya peluang hidup di pagi hari jangan
sampai menunggu hingga sore hari, siapa yang bisa menjamin kita hidup hingga
sore hari? Ketika ia hidup di sore hari maka tidak ada jaminan ia hidup hingga
esok hari, itulah orang-orang yang bertakwa, selalu siap menghadap kepada
Allah.
Kalau dulu selalu berpikir hanya untuk diri
sendiri, rakus, dengki, tapi dengan hadirnya bulan suci ramadhan sifat-sifat
tersebut akan hilang secara perlahan jika dijalani dengan baik. Kenapa di bulan
suci ramadhan tetap ada orang yang berbuat maksiat padahal setan sudah di
belunggu? Ada contoh, ada anjing galak diikat tapi meskipun diikat orang yang
dekat ke anjing tadi bisa tetap digigit juga, nah serupa dengan hal tersebut
orang-orang juga bisa bermaksiat jika dekat kepada maksiat. Kenapa masih ada
orang yang berbuat maksiat, karena Wamaa ubarri-u
nafsii, innan nafsa la-ammaratun bissuu-i illaa maa rahima rabbi, jadi hati itu akan selalu mengajak kepada hal
yang buruk, nafsu itu kesana, kecuali nafsu yang mendapatkan rahmat dan
petunjuk Allah, yang dijaga oleh Allah. Jadi ada sifat setan yang juga hadir
dari pribadi manusia yang dipengaruhi oleh pribadi manusia yang lain. Jadi dengan
setan dibelunggu, peluang-peluang untuk menjadi orang baik itu sangat besar di
bulan ramadhan.
Seseorang tidak akan mendapatkan halawatul
iman sehingga ia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebih segala-galanya, melebihi
rasa cinta kepada harta, suami, istri, anaknya. Kalau itu terjadi, maka barulah
ia mendapatkan halawatul iman (manisnya iman). Peluang besar bagi kita
di bulan ramadhan ini untuk membentuk diri menjadi pribadi demikian. Kalau di
zaman salafus shalih, beliau-beliau mempersiapkan ramadhan bahkan dari enam bulan
sebelumnya. Bagi kita sekarang, buatlah program untuk mendorong diri kita
menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, kalau di awal skor kita Cuma lima
maka kita pasang target di akhir ramadhan mencapai delapan.
Bagaimana dengan program dengan anak-anak kita?
Tadarrus al-Qur’an bersama-sama, anak-anak punya kewajiban menghafal Al-Qur’an
dan menyetorkan kepada kita. Program dengan masyarakat bagaimana? Walaupun kita
tidak berjama’ah di masjid tapi kita tahu tetangga-tetangga kita yang kesulitan
atau kesusahan, khoirun nas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah
yang paling bermafaat bagi yang lain. Buat mereka-mereka yang susah agar
tersenyum, walaupun mungkin bukan dari kita hartanya, si fulan punya rezeki
kita bantu mengantarkan dan diberikan kepada saudara yang kesusahan tadi.
Hadits yang dikumpulkan oleh Syaikh Nashiruddin
Al-Albani jilid 2 halaman 608, disitu dijelaskan jika seseorang keluar dari
rumahnya dan membantu orang-orang yang kesulitan/miskin, memberikan makan meskipun
mungkin pekerjaan yang dilakukan hanya setengah jam – satu jam, tapi dikatakan
bahwa pahalanya itu khoirun lahu, lebih bagus daripada I’tikaf di masjid
Rasulullah sebulan lamanya. Juga jangan menyepelekan amal yang kecil, meskipun
sepiring nasi bagi kita biasa tapi bagi orang yang susah masyaAllah sangat
memberikan manfaat yang begitu berarti, di bulan ramadhan inilah juga menjadi
peluang bagi kita untuk saling berbagi.
Kebersamaan adalah kunci untuk kita mengubah perubahan-perubahan
besar, permasalahan yang hanya dikelola oleh individu akan sulit untuk
diselesaikan, puasa ini menggiring kita untuk bergandengan tangan bersama-sama,
kalau bukan kita yang memberikan perubahan, siapa lagi? Disinilah pentingnya
pemerintah untuk membangkitkan semangat masyarakat untuk bergerak bersama-sama.
Jangan kita memberikan peluang pada siapapun yang mencoba memecah belah
persatuan kita, kebersamaan adalah kunci keberhasilan atau kesuksesan.
Teringat ketika di masjid Nabawi, setelah
shalat tarawih ada shalat qiyamul lail ada seorang anak usia 8-10 tahun yang
menjadi imam untuk keluarga besarnya, terus malam bersama-sama. Buatlah program
kepada anak-anak agar mereka bisa menganggap shalat itu indah baginya, dibangun
kedekatan antara ayah, ibu, dan anak.
Yuridullahu bikumul yusra wala yuridu bi kumul
'usra, Allah itu
ingin kepada kalian kemudahan dan tidak akan mempersulit hambanya. Setiap apa
yang diperintahkan kepada kita insyaAllah bukanlah perintah yang sulit untuk dikerjakan.
0 comments:
Post a Comment