Wednesday, August 22, 2018

Mengabdi?



KKN mungkin hanya berlangsung selama 49 hari, akan tetapi pengabdian mesti dilakukan sepanjang hayat kita, tidak ada kata selesai dalam mengabdi. Dimanapun kita, mainkan perannya, sebarkan manfaatnya.

Bagian mana yang paling menarik dari serangkaian cerita dalam kehidupan kita? Sudahkah kita memiliki nya? Apa yang bisa kita wariskan?

Dengan mengabdi kita membuat cerita, cerita tentang peranan yang kita berikan kepada masyarakat, memberikan bukti konkrit tanpa kemudian perlu banyak bicara, karena yang ditunggu adalah amal-amal kebaikan kita.

Mungkin saat ini, ada orang yang diberikan kedudukan namun tidak dapat memberikan manfaat. Tapi, ada juga orang tidak diberi kedudukan namun mampu memberikan manfaat yang luar biasa.

Man abtha'a bihi amaluhu lam yusri' bihi nasabuhu. Siapa yang lamban beramal, tidak akan dipercepat nasabnya.

Monday, August 20, 2018

Pelajaran Berharga


Satu pelajaran berharga yang saya dapatkan setelah lima pekan berlalu di lokasi KKN bahwa kita mesti memahami karakter setiap orang berbeda-beda, kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk mengikuti setiap pendapat kita. Ada orang yang mudah tersinggung, ada orang yang mudah marah, ada juga yang penyabar, ada orang yang banyak bicara, ada yang pendiam, ada yang suka ­jalan-jalan, ada yang lebih suka diam di pondokan, ada yang rajin, ada juga yang malas, ada yang sangat peka dengan sekitarnya tapi ada juga yang tidak peka sama sekali. Tahu bahwa karakter orang berbeda-beda, dengan kematangan akal biasanya kita akan cenderung untuk berpikiran terbuka, legowo dengan perbedaan dan tidak terlalu memaksakan kehendak pribadi. Akan tetapi, tentunya kita mesti memberikan batasan, dalam hal apa perbedaan-perbedaan itu bisa kita toleransi dan dalam hal apa kita mampu melahirkan kerja produktif dengan bekerja sama. Sebagaimana Imam Hasan al-Banna memperkenalkan prinsip, “Kita bekerja sama untuk hal-hal yang kita sepakati, dan kita saling toleransi untuk hal-hal yang kita perbedakan.”
Setiap masalah yang terjadi di lokasi KKN menjadi dinamika sendiri yang mengajak kita untuk berpikir bagaimana mengatasinya di tengah karakter setiap anak yang berbeda-beda. Kita yang dalam satu tim KKN dikumpulkan dari berbagai fakultas tentu memiliki cara berpikir yang berbeda dalam memahami suatu permasalahan, perbedaan pendapat itu wajar selama kita bijak dalam bersikap, dengarkan ketika orang lain berbicara juga hargai pendapatnya, dua sikap yang mesti menjadi pegangan kita dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Kita diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut, ada hikmah tersirat yang hendak disampaikan kepada kita, bahwa kita diminta untuk lebih banyak mendengarkan ketimbang berbicara. Dan ketika berbicara sebisa mungkin setiap kata yang kita keluarkan itu adalah emas, mempunyai nilai. Man kana yu`minu billahi wal yaumil akhir fal yakul khoiron aw liyashmut, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam.
Nilai itu yang kemudian membentuk karakter, menjadi cerminan atas perilaku kita kepada orang lain. Diam juga merupakan sikap yang menunjukkan kematangan akhlak kita pada koridor tertentu, jangan juga kita hanya diam melihat apa-apa yang terjadi di sekitar padahal kita tahu, semuanya disesuaikan dengan kondisinya seperti apa. Ketika bertemu dengan warga, kita jangan menjadi sok pintar dan merasa yang paling benar, hiduplah seperti padi yang semakin besar ia justru semakin membungkuk, ia mengayomi dan melayani, memberikan manfaat bagi orang banyak.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kesempatan kita untuk belajar langsung ke masyarakat, mengenal permasalahan apa saja yang terjadi di sana, apa keluhan masyarakat. Permasalahan-permasalahan itu yang kemudian menjadi pembahasan tim KKN, berkolaborasi bersama antar disiplin ilmu menghasilkan solusi, mengimplementasikan ilmu yang kita peroleh untuk memberikan manfaat bagi orang banyak.