Sunday, December 29, 2019

Mengapa Kaum Muslimin Bermental Inferior?



Ada satu karya yang sangat fenomenal yang muncul pertama kali pada sekitar tahun 1930-an, karya yang hadir oleh pertanyaan Syaikh Muhammad Basyumi Imron yang pada waktu itu sebagai imam di kerajaan Borneo kepada Syakib Arselan, beliau bertanya mengapa kaum Muslimin mundur dan tidak mengalami kemajuan sedangkan orang-orang Barat mengalami kemajuan yang luar biasa?

Syakib Arselan, salah seorang ulama dari Syria menjawab pertanyaan Syaikh Basyumi Imron tersebut dengan menuliskannya menjadi sebuah buku yang berjudul Mengapa Kaum Muslimin Mundur dan Orang Barat Maju (Limadza Ta-akharal Muslimun wa Limadza Taqaddama Ghairuhum), dalam bukunya tersebut beliau menjelaskan bahwa diantara sebab-sebab kemunduran kaum muslimin adalah yang pertama karena malas berusaha dan berkarya, beliau menggambarkan seseorang tidak akan mungkin bisa maju jika ia mengambil buah dengan tidak menanam, mengetam dengan tidak bersawah, memetik hasil dengan tidak berusaha. Tidak berhak seseorang mendapatkan kemenangan jika tidak berjuang, jika mendapatkan sesuatu dengan tidak ada sebab-sebab yang dapat mendatangkannya, bahkan ini merupakan sesuatu yang menyalahi sunnatullah.

Faktor kedua adalah karena kekurangan pengetahuan, dimana kekurangan pengetahuan justru lebih memprihatinkan daripada kebodohan. Sebab orang yang bodoh apabila oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepadanya seorang guru maka ia bisa tunduk dan menurut kepada guru dan tidak akan menyangkalnya. Akan tetapi jika orang itu kekurangan pengetahuan atau dalam hal ini orang yang berpura-pura mengerti dan pandai tapi sebenarnya tidak, maka ia tidak akan mengerti sama sekali.

Faktor ketiga adalah karena kerusakan akhlak, jika akhlak kaum muslimin baik akan memberikan dampak positif kepada umat ini. Akan tetapi jika akhlak kaum muslimin buruk, maka tentu akan memunculkan permasalahan di tubuh umat. Terutama, jika di tengah-tengah umat diangkat pemimpin yang mementingkan dirinya sendiri, bergaya hidup mewah dan hedon, membasmi orang-orang yang melawan kebijakan-kebijakannya, dan tidak mau diberi nasihat. Maka, ini tentu akan menghancurkan fondasi keadilan dan kesejahteraan umat.

Faktor keempat, sekaligus faktor terakhir yang menjadi sebab kemunduran kaum Muslimin adalah karena ia penakut dan pengecut. Ini menjadi salah satu alasan kuat kenapa kaum muslimin mundur, karena mental kaum Muslimin adalah mental inferior, rendah diri, merasa lemah dan tidak berdaya, menganggap bahwa orang-orang Barat sepenuhnya lebih maju. Seakan-akan dengan kondisi kita sekarang tidak akan mengalami kemajuan lagi, padahal di dalam Islam kita telah diajarkan agar walaa tahinu, jangan lemah, apalagi memperlihatkan kelemahan. Walaa tahzanu, jangan sedih, wa antumul-a’launa in kuntum mu’minin, karena kalian adalah umat yang mulia jika kalian beriman.

Islam harus menjadi kebanggaan kita, menjadi alasan kuat untuk kita terus melangkah maju ke depan, tanpa memedulikan dimana starting point kita. Karena, orang yang lahir dari keturunan yang berada maupun tidak berada sama-sama punya potensi untuk menjadi orang besar yang memberi dampak positif. Sebab-sebab kemunduran yang telah dijelaskan ini, menjadi introspeksi bagi kita bersama agar terus melakukan pembenahan, menyembuhkan penyakit yang ada di tubuh umat agar ia bisa bangkit kembali.