Thursday, November 5, 2020

Negeri Bahari yang Tertidur


Indonesia terdiri dari 17.480 pulau, dengan garis pantai sekitar 95.181 km, luas wilayah lautan sekitar 5,8 juta km persegi. Dari luasan ini, data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2020 memperkirakan potensi perikanan bisa mencapai 19,6 triliun per tahun, belum ditambah kontribusi dari sektor pariwisata dan juga potensi laut sebagai penghasil daya energi.

Laut beserta isinya adalah anugerah yang dititipkan kepada kita, rakyat Indonesia, untuk diolah dan dipergunakan bagi rakyat Indonesia pula. Harusnya rakyat atau paling tidak nelayan sebagai pelaku utama cukup sejahtera. Akan tetapi, faktanya terbalik. Masih banyak nelayan tradisional terus hidup di bawah garis kemiskinan dan kondisi ini sudah terstruktur dan terpola sejak lama, kemiskinan struktural yang membuat masyarakat menjadi skeptis dengan hidupnya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketertinggalan dan kemiskinan nelayan tradisional: (1) tidak meratanya prasarana umum di wilayah pesisir, (2) minimnya teknologi yang digunakan, (3) tidak ada akses terhadap pasar, (4) maraknya fenomena pencurian ikan (illegal fishing).

Sudah banyak riset yang dilakukan oleh para peneliti/akademisi dari berbagai universitas maupun instansi, tapi belum memberikan dampak yang signifikan hingga saat ini. Tidak sedikit juga contoh yang ditunjukkan oleh negara-negara kepulauan lain yang berhasil memanfaatkan potensi kelautan dan perikanannya untuk kesejahteraan rakyatnya.

Setiap tahun, cukup banyak anggaran yang dikeluarkan negara untuk keperluan wakil rakyatnya kunjungan ke negara lain. Studi banding katanya, agar bisa diadopsi di Indonesia. Tapi bagaimana hasilnya sekarang?

Tentunya, kita selalu berharap bahwa kelak akan hadir pemimpin di Indonesia yang memiliki karakter berani, tegas, dan cerdas. Sebab musuh negara ini bukan hanya dari luar Indonesia, tapi juga oleh orang-orang rakus yang mengaku dirinya sebagai warga negara Indonesia tapi diam-diam menghabisi saudara se tanah airnya.

Jangan pernah berhenti berdoa, semoga negeri bahari ini segera terbangun dari tidur panjangnya.

0 comments: