Wednesday, September 9, 2020

Terperangkap dalam Status Quo

 

Pada tahun 1911 Marsekal Ferdinand Foch, seorang expert dalam bidang militer Perancis dan komandan perang dunia I mengatakan bahwa Les avions sont des jouets interessants mais n’ont aucune utilite militaire, pesawat terbang memang mainan menarik tetapi tidak ada nilainya secara militer. Argumen serupa juga hadir bahkan menjadi bahan tertawaan orang-orang dikala Orville dan Wilbur Wright tengah sibuk dalam menguji ide percobaan pesawat terbang pertama kali pada 30 Mei 1899. Akan tetapi, saat Wright bersaudara membuktikan bahwa benda yang lebih berat dari udara bisa terbang atau saat Amerika mulai masif dalam menggunakan pesawat dalam perang, barulah tawa lugu berhenti dan pikiran lama berganti. Dari dua cerita ini paling tidak kita bisa mengambil pelajaran, yang pertama bahwa tidak selalu seseorang yang punya status sosial yang tinggi di tengah masyarakat memiliki pendapat yang terjamin kebenarannya, ia tetap akan dihadapkan pada realitas dan konsep baru yang lebih segar. Kedua, para pemikir yang mengubah tatanan kehidupan dunia selalu berawal dari pemikiran-pemikiran out of the box, ide-ide yang muncul melampaui zamannya, maka jangan menyepelekan ide-ide yang barangkali menurut kita konyol atau aneh pada masa kini.

Perubahan akan terus terjadi seiring berjalannya waktu dan di masa kini teknologi menjadi topik yang sangat hangat, juga memiliki tingkat perubahan yang sangat cepat dan eksponensial. MIT Sloan Management Review dalam salah satu studi digital bisnisnya (2016) menunjukkan bahwa 87% para eksekutif mengatakan teknologi digital akan mengganggu kelangsungan industri mereka, tetapi hanya 44% yang mengatakan perusahaan mereka melakukan cukup persiapan untuk menghadapi teknologi digital. Nokia sebagai perusahaan besar yang sangat populer pada masanya bahkan menjadi salah satu korban akibat minimnya inovasi, tidak mampu bersaing dengan teknologi lain yang menawarkan fitur yang semakin canggih.

Kurva tingkat perubahan teknologi melampaui tingkat perubahan yang mampu dilakukan oleh individu, sektor bisnis dan kebijakan publik. Artinya bahwa teknologi yang kita gunakan sekarang ini, bisa jadi akan berbeda total dengan teknologi yang ada pada tahun depan.

Disruption, demikian istilah yang diungkapkan oleh Rhenald Kasali dalam merespon fenomena perubahan besar-besaran yang dialami oleh banyak industri saat ini. Kita menyaksikan banyak terobosan baru yang digagas lewat cara baru, peradaban kita berpindah dari dunia industri ke dunia digital. Rhenald Kasali di dalam bukunya The Great Shifting mengatakan bahwa, disruption telah menimbulkan peristiwa-peristiwa shifting yang tak kecil. Namun, disruption tak hanya menimbulkan efek shifting, melainkan juga efek psikologis yang besar bagi mereka yang pelanggan-pelanggannya berpindah. Masih ingat dengan cerita driver Gojek di awal-awal perintisannya? Banyak dari mereka yang di-bully oleh ojek pengkolan karena dianggap menarik pelanggan mereka.

Bisa dibayangkan jika para ojek pengkolan masih ngotot untuk mempertahankan cara mereka dalam menggaet konsumen, maka pastinya mereka akan tenggelam oleh platform yang menawarkan cara baru yang lebih fleksibel, murah, dan nyaman bagi konsumen. Sehingga pilihannya, mau tidak mau harus beradaptasi dengan cara-cara baru.

Dalam setiap era, para pemenang hadir dengan inovasinya, mereka menawarkan ide-ide out of the box yang belum pernah ada sebelumnya. Yang kalah tentunya adalah mereka yang tidak mau keluar dari zona nyaman, terperangkap dalam status quo. Ke depan jika kita ingin bersaing, berinovasilah.

 

 


0 comments: