Monday, April 20, 2020

Tarhib Ramadhan 1440 H



Oleh: Habib Salim Segaf Al-Jufri, Senin 20 April 2020

Ramadhan merupakan tamu agung, kalau di rumah kita kedatangan tamu yang sangat kita muliakan, masyarakat akan sangat bangga jika rumahnya didatangi tamu tersebut, pasti persiapannya sangat matang karena manusia yang akan datang sangat dimuliakan sekali. Kalau tamu yang bahkan kita perlu mempersiapkan uang untung menanti kedatangannya itu disiapkan sangat matang, apalagi jika tamu yang ia mampu memberikan kita kebahagiaan hingga akhirat, yakni tamu bulan ramadhan. Dalam menyambut ramadhan ini, program apa yang akan kita buat kepada keluarga dan masyarakat? Semoga kita semua merasakan rindu dan bahagia ingin berjumpa dengan bulan suci Ramadhan dan semoga bulan Ramadhan juga rindu kepada kita, namun naudzubillah ada juga orang yang justru menjadikan bulan suci ramadhan sebagai beban. Ada banyak hikmah yang bisa kita peroleh dalam bulan suci Ramadhan, sebagaimana perjalanan yang terus berhenti dalam setiap titik pemberhentian, ramadhan merupakan salah satu tempat untuk menambah bekal kita untuk melanjutkan perjalanan ini.

Fuqoro wal masakin, ketika orang berpuasa akan muncul sikap itsar dan saling berbagi, ada perhatian lebih yang diberikan kepada saudara kita yang kesulitan. Juga saat berpuasa kita dilatih untuk jujur, karena ia yakin Allah menyaksikannya. Bayangkan jika perasaan ini juga terbawa selepas ramadhan? Tentunya orang tadi tidak akan berbuat maksiat, ketika mau berbuat maksiat maka hatinya akan mengatakan bahwa Allah akan senantiasa melihat kamu. Semoga kita terus istiqomah, la allakum tattaqun, agar engkau menjadi orang-orang yang bertakwa. Sayyidina Ali RA mendefinisikan takwa sebagai al khoufu minal jalil, wal ‘amalu bit tanzil, al-qona’atu bil qalil, al-isti’dadu li yaumir rakhil. Yang pertama adalah takwa itu akan menjadikan seseorang merasa takut kepada Allah yang memiliki sifat jalal), kedua adalah beramal dengan dasar Al-Qur’an, ketiga adalah menerima qona’ah terhadap yang sedikit, dan keempat adalah selalu siap untuk kembali kepada Allah, menghadapi perpindahan dari alam dunia ke alam akhirat. Kalau engkau punya peluang hidup di pagi hari jangan sampai menunggu hingga sore hari, siapa yang bisa menjamin kita hidup hingga sore hari? Ketika ia hidup di sore hari maka tidak ada jaminan ia hidup hingga esok hari, itulah orang-orang yang bertakwa, selalu siap menghadap kepada Allah.

Kalau dulu selalu berpikir hanya untuk diri sendiri, rakus, dengki, tapi dengan hadirnya bulan suci ramadhan sifat-sifat tersebut akan hilang secara perlahan jika dijalani dengan baik. Kenapa di bulan suci ramadhan tetap ada orang yang berbuat maksiat padahal setan sudah di belunggu? Ada contoh, ada anjing galak diikat tapi meskipun diikat orang yang dekat ke anjing tadi bisa tetap digigit juga, nah serupa dengan hal tersebut orang-orang juga bisa bermaksiat jika dekat kepada maksiat. Kenapa masih ada orang yang berbuat maksiat, karena Wamaa ubarri-u nafsii, innan nafsa la-ammaratun bissuu-i illaa maa rahima rabbi, jadi hati itu akan selalu mengajak kepada hal yang buruk, nafsu itu kesana, kecuali nafsu yang mendapatkan rahmat dan petunjuk Allah, yang dijaga oleh Allah. Jadi ada sifat setan yang juga hadir dari pribadi manusia yang dipengaruhi oleh pribadi manusia yang lain. Jadi dengan setan dibelunggu, peluang-peluang untuk menjadi orang baik itu sangat besar di bulan ramadhan.

Seseorang tidak akan mendapatkan halawatul iman sehingga ia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebih segala-galanya, melebihi rasa cinta kepada harta, suami, istri, anaknya. Kalau itu terjadi, maka barulah ia mendapatkan halawatul iman (manisnya iman). Peluang besar bagi kita di bulan ramadhan ini untuk membentuk diri menjadi pribadi demikian. Kalau di zaman salafus shalih, beliau-beliau mempersiapkan ramadhan bahkan dari enam bulan sebelumnya. Bagi kita sekarang, buatlah program untuk mendorong diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, kalau di awal skor kita Cuma lima maka kita pasang target di akhir ramadhan mencapai delapan.

Bagaimana dengan program dengan anak-anak kita? Tadarrus al-Qur’an bersama-sama, anak-anak punya kewajiban menghafal Al-Qur’an dan menyetorkan kepada kita. Program dengan masyarakat bagaimana? Walaupun kita tidak berjama’ah di masjid tapi kita tahu tetangga-tetangga kita yang kesulitan atau kesusahan, khoirun nas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermafaat bagi yang lain. Buat mereka-mereka yang susah agar tersenyum, walaupun mungkin bukan dari kita hartanya, si fulan punya rezeki kita bantu mengantarkan dan diberikan kepada saudara yang kesusahan tadi.

Hadits yang dikumpulkan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani jilid 2 halaman 608, disitu dijelaskan jika seseorang keluar dari rumahnya dan membantu orang-orang yang kesulitan/miskin, memberikan makan meskipun mungkin pekerjaan yang dilakukan hanya setengah jam – satu jam, tapi dikatakan bahwa pahalanya itu khoirun lahu, lebih bagus daripada I’tikaf di masjid Rasulullah sebulan lamanya. Juga jangan menyepelekan amal yang kecil, meskipun sepiring nasi bagi kita biasa tapi bagi orang yang susah masyaAllah sangat memberikan manfaat yang begitu berarti, di bulan ramadhan inilah juga menjadi peluang bagi kita untuk saling berbagi.

Kebersamaan adalah kunci untuk kita mengubah perubahan-perubahan besar, permasalahan yang hanya dikelola oleh individu akan sulit untuk diselesaikan, puasa ini menggiring kita untuk bergandengan tangan bersama-sama, kalau bukan kita yang memberikan perubahan, siapa lagi? Disinilah pentingnya pemerintah untuk membangkitkan semangat masyarakat untuk bergerak bersama-sama. Jangan kita memberikan peluang pada siapapun yang mencoba memecah belah persatuan kita, kebersamaan adalah kunci keberhasilan atau kesuksesan.

Teringat ketika di masjid Nabawi, setelah shalat tarawih ada shalat qiyamul lail ada seorang anak usia 8-10 tahun yang menjadi imam untuk keluarga besarnya, terus malam bersama-sama. Buatlah program kepada anak-anak agar mereka bisa menganggap shalat itu indah baginya, dibangun kedekatan antara ayah, ibu, dan anak.

Yuridullahu bikumul yusra wala yuridu bi kumul 'usra, Allah itu ingin kepada kalian kemudahan dan tidak akan mempersulit hambanya. Setiap apa yang diperintahkan kepada kita insyaAllah bukanlah perintah yang sulit untuk dikerjakan.


0 comments: